DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN INVENTASI KESULITAN
BELAJAR
Psikologi Pendidikan
Program Studi PGSD
Oleh: Kelompok III
1. Rizki
Ayu Fauziyyah
2. Karmila
3. Izzati Zaidah
4. Dwi Reza Prakoso
5. Muhammad Ridho
6. Yusnita
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
BANGKA BELITUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah diagnosis
kesulitan belajar dan intervensi kesulitan belajar meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai diagnosis kesulitan belajar dan intervensi kesulitan belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Pangkal
Pinang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................
i
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Kesulitan Belajar Siswa...... 4
2.2 Cara Mengenali Kesulitan
Belajar Pada Siswa........................... 5
2.3 Prosedur
Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar..................... 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar merupakan masalah yang umum
dibicarakan setiap orang terutama yang terlibat dalam dunia pendidikan. Belajar
juga merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku yang relative permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu
dengan lingkungan belajarnya. Belajar sebagai suatu proses yang sangat kompleks
pada setiap individu perlu diperhatikan secara khusus, terutama pada siswa yang
sedang menempuh pendidikan.
Proses belajar dilaksanakan oleh
individu dengan dibantu pendidik untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan-tujuan tersebut dalam proses pembelajaran diusahakan sedemikian rupa
oleh guru dengan cara diorganisasikan dalam bentuk metode dan model
pembelajaran agar lebih mudah dipahami dan dicapai oleh siswa. Akan tetapi,
proses pembelajaran tersebut bukan hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru
kepada siswa melalui berbagai aktivitas belajar mengajar. Namun demikian, dalam
proses pembelajaran guru bertanggung jawab mendampingi siswa agar dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik dan tuntas serta mendampingi proses
perkembangan siswa, termasuk menyelesaikan program-program belajar dan
pembelajaran.
Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
program-program pembelajaran dan mengikuti proses pembelajaran dapat terlihat
dari prestasi belajar yang dicapai. Atas dasar prestasi belajar siswa itulah,
guru akan menentukan siapa saja siswa yang memerlukan perhatian dan bantuan
belajar secara khusus. Bagaimanapun kondisi dan prestasi belajar siswa, separah
apapun permasalahannya, guru tetap harus berusaha membantu siswa menyelesaikan
program pembelajaran. Hal ini disebabkan guru memiliki tanggung jawab untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar harus diberi bantuan dan
ditangani secara khusus. Salah satu proses dalam penanganan siswa-siswa yang
mengalami masalah dan kesulitan dalam belajar adalah melalui diagnosis
kesulitan belajar.
Kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar
pada siswa merupakan salah satu tugas dari guru dan tenaga pendidik lainnya
untuk memahami kesulitan belajar siswa. Hal ini bertujuan membantu siswa untuk
segera mengenali kekurangan dan kelemahannya dalam belajar sehingga dapat
dengan segera diberikan proses bantuan yang sesuai. Selain itu, setelah
dilakukannya kegiatan diagnosis maka guru atau tenaga pendidik dapat melakukan
upaya pemberian intervensi terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar agar
dapat dicegah dan ditanggulangi.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa
sajakah faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa?
2. Bagaimana
cara mengenali kesulitan belajar pada siswa?
3. Bagaimana
prosedur pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar?
1.3
Tujuan Penulisan
1. menjelaskan
factor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa
2. menjelaskan
cara mengenali kesulitan belajar pada siswa
3. menjelaskan
prosedur pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
diagnosis dalam dunia medis dan kedokteran dikenal sebagai proses untuk
penentuan jenis penyakit dengan cara melihat dari gejala-gejalanya yang muncul.
Diagnosis dalam hal ini menjelaskan tentang adanya proses pemeriksaan terhadap
munculnya gejala-gejala yang dianggap bermasalah dan tidak beres. Menurut
Webster dalam Muhamad Irham. (2013: 253), diagnosis merupakan proses penentuan
hakikat adanya kelaianan atau ketidakmampuan seseorang dengan cara ujian.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian diagnosis tersebut, diagnosis
dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk menentukan permasalahan yang
dihadapi oleh individu melalui proses analisis data dari gejala-gejala yang
tampak serta usaha untuk membantu memecahkan permsalahan tersebut dengan
berbagai kemungkinan daan dengan jalan menganalisis factor-faktor yang menjadi
penyebab atau factor penghambatnya.
Kesulitan
belajar merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu
untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hassil belajar secara optimal
(Muhamad Irham, 2013: 254). Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah
permasalahan yang menyebabkan seseorang siswa tidak dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada umumnya yang disebabkan factor-faktor
tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuan belajar
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut
Sugihatono dkk dalam Muhamad Irham (2013:255), diagnosis kesulitan belajar
dapat diterjemahkan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh guru untuk
menentukan masalah atau ketidakmampuan siswa dalam belajar yang dilakukan
dengan cara meneliti berbagai latar belakang factor penyebabnya dengan cara
menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari. Kegiatan diagnosis
kesulitan belajar bukan hanya sekedar mengetahui gejala-gejala dan
factor-faktor yang menyebabkan seorang siswa mengalami kesulitan belajar, namun
juga sampai pada penentuan kemungkinan bantuan yang dpat diberikan baik oleh
guru ataupun pihak lain yang dianggap mampu. Diagnosis kesulitan belajar dapat
dikatakan sebagai sebuah proses untuk melakukan identifikasi kesulitan belajar
pada siswa dalam upaya menentukan sumber dan factor penyebabnya. Tujuannya
adlah membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya melalui berbagai alternatif
pemecahannya atas dasar data atau informasi yang lengkap dan akurat yang telah
terkumpul.
Intervensi
berkenaan dengan upaya pemberian perlakuan agar kesulitan belajar dapat dicegah
atau ditanggulangi. Intervensi sangat berkaitan dengan identifikasi.
Identifikasi tanpa ditindaklanjuti dengan intervensi tidak ada gunanya, dan
intervensi tanpa didasarkan atas hassil identifikasi juga tidak ada gunanya dan
bahkan mungkin dapat menimbulkan mala petaka.
1.1 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Kesulitan Belajar Siswa
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar, apabila dapat dipenuhi dan diperhatikan dengan baik
dapat menunjang prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya, apabila tidak
diperhatikan akan menjadi factor yang justru menimbulkan masalah dan hambatan
bagi proses belajar.
Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu :
1. Faktor
Internal
Menyebabkan
kesulitan belajar antara lain, kemampuan intelektual, perasaaan, dan kepercayaan
diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan
belajar, kemampuan mengingat, serta kemampuan mengindera seperti melihat,
mendengarkan, membau, dan merasakan.
2. Faktor
Eksternal
Menyebabkan
kesulitan belajar bagi siswa dapat berupa guru, kualitas pembelajaran,
instrument dan fasilitas pembelajaran, serta lingkungan sosial dan alam.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
dalam Muhamad Irham (2013:264), menjelaskan factor-faktor kesulitan belajar
dalam dua golongan yaitu :
1. Faktor
Intern
Terbagi
menjadi dua :
a. Faktor
Fisiologis seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya
kelemahan atau cacat tubuh, dan sebagainya.
b. Faktor
psikologis meliputi tingkat intelegensia pada umumnya yang rendah, bakat
terhadap mata pelajaran yang rendah, kondisi kesehatan mental yang kurang baik,
serata tipe khusus siswa dalam belajar.
2. Faktor
Ekstern
Terbagi
menjadi dua :
a. Faktor-Faktor
nonsosial menyebabkan kesulitan belajar pada siswa berupa peralatan belajar
atau media belajar yang kurang baik, kondisi ruang belajar yang kurang layak,
kurikulum yang sangat sulit, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang
disiplin dan sebagainya.
b. Faktor-faktor
sosial menyebabkan munculnya permasalahan belajar pada siswa seperti factor keluarga,
teman, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Surpriyono
dalam muhamad Irham (2013:266), kondisi guru yang dapat menjadi penyebab
kesulitan belajar pada siswa sebagai berikut :
1. Guru
yang kurang mampu dalam menentukan mengampu mata pelajaran dan pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan
2. Pola
hubungan guru dengan siswa yang kurang baik seperti suka marah, tidak pernah
senyum, sombong, tidak pandai menerangkan, pelit, dan sebagainya,
3. Guru
menuntut dan menetapkan standar keberhasilan belajar yang terlalu tinggi diatas
kemampuan siswa secara umum.
2.2 Cara Mengenali Kesulitan Belajar
Pada Siswa
Pengenalan
kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara atau pemahaman individu
teknik tes dan pemahaman individu tehnik nontes.
1. Teknik
nontes
Teknik
nontes dalam mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan sebuah
teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesulitan belajar pada siswa.
Teknik atau metode ini bermacam-macam diantaranya:
a. Teknik
wawancara
b. Teknik
observasi
c. Teknik
angket
d. Teknik
sosiometri
e. Teknik
dokumentasi
f. Teknik
pemeriksaan fisik dan kesehatan
2. Teknik
tes
Menurut
Sumadi Suryabrata dalam Muhamad Irham (2013:275), tes merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus
dijalankan. Dalam penentuan belajar siswa dengan menggunakan teknik tes maka
dapat menggunakan tes hasil belajar dan tes-tes psikologi.
a. Tes
hasil belajar
Tes hasil belajar
merupakan jenis tes yang diberikan kepada siswa oleh guru untuk mengetahui
tingkat penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah disampaikan selama
proses pembelajaran dalam bentuk ulangan, ujian, ataupun dalam bentuk kegiatan
evaluasi lainnya (Sugihartono dkk, dalam Muhamad Irham 2013: 276).
b. Tes
psikologis
Menurut sugihartono dkk, dalam
Muhamad Irham (2013:276), tes psikologi
merupakan teknik pengumpulan data siswa yang bersifat potensional, yaitu
tentang kemampuan yang belum tampak atau belum berkembang tapi dimiliki siswa,
contohnya dalam bentuk intelegensia, bakat, minta, kepribadian, sikap dan
sebagainya. Tes psikologi ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang
berkompeten, yaitu psikolog yang bersertifikat tes.
2.3 Prosedur Pelaksanaan Diagnosis
Kesulitan Belajar
Menurut
Sugihartono dkk, dalam Muhamad Irham (2013:277), prosedur pelaksanaan dan
langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar antar lain:
1. Mengidentifikasi
siswa yang berkesulitan belajar
Kegiatan
identifikasi ini bertujuan untuk menetapkan siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Identifikasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan
terhadap factor psikologis dan non psikologis siswa. Identifikasi kesulitan
belajar pada siswa dapat diketahui dan terlihat dari beberapa hal, antara lain
perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan prestasi belajar yang
dicapai.
2. Melokalisasikan
letak kesulitan belajar
Menurut
Tidjan dkk, dalam Muhamad Irham (2013:282), untuk menetapkan lokasi kesulitan
belajar pada siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Membuat
rata-rata nilai dari masing-masing bidang studi
b. Membuat
garfik kedudukan kasus dalam bidang studi
c. Menetapkan
lokasi kesulitan belajar siswa, yaitu pada bidang studi apa. Caranya dengan
melihat siswa yang nilainya dibawah rata-rata
d. Apabila
ditemukan banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar maka prioritasnya
adalah siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar
3. Menentukan
factor penyebab kesulitan belajar
Dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Faktor
Internal penyebab kesulitan belajar siswa dapat berupa factor fisik dan
psikologis. Factor fisik berkaitan dengan kondisi dan kesehatan tubuh seperti
cacat tubuh serta penyakit yang mungkin sangat mengganggu belajarnya. Factor
psikologis berkaitan dengan tingkat kecerdasan, bakat dan minat, kemauan,
perhatian, motivasi, tingkat konsentrasi, ketekunan, dan sebagainya.
b. Faktor
Eksternal penyebab kesulitan belajar berupa factor lingkungan sosial dan
lingkungan alam meliputi guru yang kurang mendukung proses belajar serta
perangkat lunak dan perangkat keras dalam pembelajaran.
4. Memperkirakan
alternative bantuan
Langkah
untuk menafsirkan dan menentukan alternative bantuan yang mungkin diberikan
pada siswa yang ditempu dengan mempertimbangkan pernyataan berikut:
a. Apakah
kesulitan belajar siswa tersebut masih dapat ditolong?
b. Berapa
lama yang dibutuhkan untuk membantu siswa?
c. Kapan
dan dimana proses pemberian bantuan akan dilakukan?
d. Siapa
yang akan memberi proses bantuan?
5. Menetapkan
kemungkinan cara mengatasinya
pada
dasarnya terdapat beberapa alternatif kemungkinan pemecahan kesulitan belajar
yang dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Jika
sumber kesulitan belajar berasal dari factor bawaan atau herediter dan
kemampuan dasar dalam belajar siswa, dapat dilakukan penyaluran atau penjurusan
kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai dengan tingkat kecerdasan
atau jenis bakatnya.
b. Jika
sumber kesulitan belajar berasal dari pribadi siswa seperti sikap, kebiasaan,
minat, motivasi, sikap terhadap guru dan mata pelajaran, dan sebagainya. Masih
ada kemungkinan mengatasi melalui penciptaan conditioning dan pembelajaran yang inovatif
c. Jika
sumber kesulitan belajar berasal dari luar siswa, akan sangat mungkin diatasi
terutama menyangkut lingkungan sekolah. Namun, sangat tergantung kondisi
sekolah yang bersangkutan.
6. Tindak
lanjut hasil pelaksanaan diagnosis
Menurut
Surgihartono dkk, dalam Muhamad Irham, (2013: 286-287),
Kegiataan-kegiataan tindak lanjut pelaksanaan diagnosis dapat berupa :
a. Memberikan
bantuan dengan segera kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sebagai
bentuk pelaksanaan program bantuan yang telah ditetapkan.
b. Melibatkan
berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan
c. Mengikuti
perkembangan siswa dan mengadakan evaluasi terhadap program bantuan yang telah
diberikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diagnosis
dapat diartikan sebagai sebuah proses untuk menentukan permasalahan yang
dihadapi oleh individu melalui proses analisis data dari gejala-gejala yang
tampak serta usaha untuk membantu memecahkan permsalahan tersebut dengan
berbagai kemungkinan daan dengan jalan menganalisis factor-faktor yang menjadi
penyebab atau factor penghambatnya.
Kesulitan
belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seseorang
siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain
pada umumnya yang disebabkan factor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau
bahkan tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
Diagnosis
kesulitan belajar dapat diterjemahkan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh
guru untuk menentukan masalah atau ketidakmampuan siswa dalam belajar yang
dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar belakang factor penyebabnya
dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta:PT Rineka Cipta
Muhammad
Irham, Dkk. 2013. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar